YUNITA
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II
JURUSAN FARMASI
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR
BELAKANG
Dalam studi di bidang
farmasi pada lazimnya praktikum identifikasi obat diarahkan pada pengenalan
senyawa obat; meliputi semua pengetahuan tentang analisis. Dalam laporan ini kami akan membahas
analisa secara kualitatif terhadap golongan Alkaloid
Anestetik Lokal.
Sistematika dalam
analisis obat yang pertama diperiksa adalah sifat fisika secara kualitatif
yaitu:
(1)
Organoleptis (bentuk,
bau, rasa, warna)
(2)
Kelarutan (air, asam,
basa, pelarut organic)
(3)
Fluoresensi
(4)
Pyrolisa
Kemudian percobaan dilanjutkan dengan
pendahuluan kimia kualitatif meliputi:
1.
Reaksi Warna
2.
Reaksi
Kristal
Identifikasi secara kualitatif
dimaksudkan supaya mahasiswa mampu mengidentifikasi senyawa obat dari suatu
golongan obat berdasarkan gugus fungsi dan terapeutiknya.
1.2
TUJUAN
Mahasiswa
dapat mengetahui senyawa alkaloid anestetik
lokal dan pengidentifikasiannya secara
kualitatif ( Lidokain, Benzokain, dan
Prokain)
BAB II
DASAR TEORI
2.1
TEORI SINGKAT
Alkaloid adalah senyawa
yang mempunyai struktur heterosiklik yang mengandung atom N yang didalam
intinya dan bersifat basa. Karena itu dapat larut dalam asam-asam serta
membentuk garam.
Analisa Alkaloid dibagi
menjadi 2 bagian :
1.
Analisa Modern
Menggunakan kromatografi
kertas, spektrometer, KCKT, terutama alkaloid opium : morphin, codein
2.
Analisa Umum
Isolasi dengan pelarut
yang cocok, dengan reaksi warna dan kristal.
Pengocokan alkaloid :
Alkaloid sebagai
biasanya tidak larut dalam air, sebagai garamnya larut dalam air, sebagai
garamnya larut dalam air, sebaiknya pelarut yang digunakan adalah pelarut
organik : eter, chloroform. Pengocokan dilakukan pada pH = 2,7,10, dan 14.
Sebelum pengocokan, larutan di Basakan dulu, biasanya dengan NaOH, NH4OH
pekat kadang-kadang menggunakan natrium karbonat, sebaiknya menggunakan Amonia
:
-
Amonia dengan alkaloid yang mengandung gugus fenol tidak
membentuk fenolat
-
Amonia sudah menguap maka pada pemurnia mudah dihilangkan
-
Amonia sudah cukup
-
untuk membebaskan alkaloid
-
Alkaloid yang mudah terurai alkali
Keterangan :
Alkaloid mengandung
gugus fenol : morphin, apomorphin, narcein, dll
Alkaloid yang mudah
menguap : nikotin, pilocarpin.
Pembagian alkaloid :
Alkaloida dengan mayer
hasil positif :
-
Alkaloida opium :
1
Turunan fenantren : morphin, dionin, codein, heroin
2
Turunan Isochinolin : papaverin
-
Alkaloida chinae cortex
1
Dari alam :
chinin, chinidin, chinchonin
2
Dari sintesa : euchinin, optochin, aristochin
-
Alkaloid solanaceae : atropin, hyosiamin ( golongan
atropin), dan golongan Nicotin: nikotinamid, I.N.H
-
Alkaloid turunan pyrazolon : antalgin
Alkaloid dengan mayer
hasil negatif :
-
Turunan Xantin :
coffein, theobromin, theophyllin, aminophyllin
-
Turunan Aniline :
paracetamol, asetanilida, phenacetin
-
Turunan Amino Alifatis dengan inti aromatis : ephedrine
-
Turunan Local Anestetik ; prokain HCl, benzokain,
lidokain HCl
2.2 IDENTIFIKASI UMUM
1.
Reaksi Mayer ( reaksi kristal pengendapan)
Reagen :
HgCl2 1
KI4
Aquadest 5
Larutan senyawa
ditambah HCl dan pereaksi mayer akan
terbentuk endapan putih kekuningan yang dapat larut dengan alkohol berlebih.
3
Reaksi Dragrndorf (
reaksi kristal / pengendapan)
Iodium 2
KI 4
Aquadest 100
Zat ditambah HCl dan pereaksi dragendorf akan
terbentuk endapan coklat
3.
Reaksi Asam Pikrat (
reaksi kristal / pengendapan)
Larutan senyawa ditambah
larutan asam pikrat terjadi endapan
2.3 IDENTIFIKASI KHUSUS
1.
Golongan Pyrazolon
·
Zat + mayer tidak terjadi endapan, setelah ditambah HCl
terjadi endapan
·
Senyawa + larutan FeCl3 terjadi warna biru
·
Zat + HCl dan Natrium Nitrit
2.
Golongan Xantin
·
Reaksi Murexid
Zat +KClO3 + HCl pekat dipanaskan di
atas WB sampai kering lalu + amonia akan berwarna biru
·
Reaksi kristal : Fe
kompleks/dragendorf/asam pikrat
·
Reaksi Parry : zat kering + Co Nitrat dalam alkohol + uap
amoniak : theophyllin positif ungu
·
Zat + pereaksi lalu dipanaskan hingga mendidih
·
Pyrolisa dan fluoresensi
3.
Golongan Pyrazolon
·
Mayer +
·
Dragendorf +
·
Zat + 1 ml HCl encer dan FeCl3 terbentuk warna
biru yang bila dibiarkan menjadi merah dan kemudian tidak berwarna
·
Reaksi kristal dengan K4Fe(CN)6
2.4 MONOGRAFI
2.4.1
PROCAIN HYDROCHLORIDUM
Procain HCl
2- ( Dietil amino ) etil
p amino benzoate
C13H23N2O2.
HCl 272,8 jarak cair : 154-157°C
Basa : 236,3 jarak cair
61-63°C
BM : 272,77
Prokain HCl mengandung
tidak kurang dari 99,0 % dan tidak lebih dari 101 % C13H20N2O7.HCl
dihitung terdapat zat yang telah dikeringkan.
Pemerian : kristal tak berwarna,
putih atau serbuk hablur putih, tidak berbau
Rasa asin-pahit menunjukkan sifat anestetik
lokal jika diletakkan diatas lidah (pati rasa)
Kelarutan :mudah
larut dalam air, larut dalam etanol;sukar larut dalam kloroform; praktis
tidak larut dalam eter.
Baku pembanding :
Procain HCl, lakukan pengeringan diatas silika gel P selama 18 jam sebelum
digunakan.
Identifikasi : A. Spektrum serapan inframerah zat yang
telah dikeringkan dan didispersikan dalam vakum bromida P, menunjukkan maksimum
hanya pada panjang gelombang yang sama seperti pada procain hidroklorida BPFI.
B. Larutkan 10 mg dalam 1 ml air, tambahkan
masing-masing 1 tetes asam klorida P dan dalam larutan natrium nitrit P ( 1
dalam 10), kemudian tambahkan 1 ml larutan yang dibuat dengan melarutkan 200 mg
2-naftol P dalam 10 ml larutan hidroksida P 9 1 dalam 10 dan kocok; terbentuk
endapan merah terang.
C. Menunjukkan reaksi klorida seperti yang
tertera pada uji identifikasi umum.
Titik Lebur : antara 153°- 158°
2.4.2
BENZOKAIN
Aethylis Aminobenzoas
Etil p- amino benzoat
C9H11NO2
BM: 165,19
Benzoinkain yang telah
dikeringkan diatas fosfor pentoksida P selama 3 jam mengandung tidak kurang
dari 998,0 % dan tidak lebih dari 101,0 % C9H11NO2.
Pemerian : hablur kecil atau serbuk
hablur putih, tidak berbau; stabil untuk diudara;bersifat anestetik lokal pada
lidah.
Kelarutan :sangat sukar larut dalam
air; mudah larut dalam etanol, dalam kloroform dan dalam eter; agak sukar larut
dalam minyak zaitun dan minyak amandel; larut dalam asam encer.
Baku Pembanding :
Lakukan pengeringan diatas fosfor pentoksida P selama 3 jam sebelum digunakan.
Jarak Lebur : Antara 88° dan 92°, tetapi rentang lebur
awal dan akhir tidak lebih dari 2°
2.4.3
LIDOCAINI HYDROCHLORIDUM
Lidokain Hidroklorida
2– (Dietil amino) –
2’,6’- asetoksilidida
Monohidroklorida monohidrat (6108-05-0)
Lidokain hidroklorida mengandung
tidak kurang dari 97,5 % dan tidak lebih dari 102,5 % C14H22N2O
HCl, dihitung terhadap zat anhidrat.
Pemerian : Serbuk hablur putih; tidak berbau; rasa sedikit pahit
Kelarutan : sangat mudah larut dalam air dan dalam etanol; larut
dalam kloroform; tidak larut dalam eter
Jarak lebur : antara 5,0 % dan 7 %
Identifikasi :
A. Larutkan lebih kurang 300 mg dan 5 ml sampai 10 ml air di dalam corong
pisah, tambahkan 4 ml amonium hidroksidav6 N, ekstraksi 4 kali , tiap kali
dengan 15 ml kloroform P. Kumpulkan ekstrak kloroform, uapkan dengan aliran
udara hangat dan keringkan residu dalm hampa udara diatas silika gel P selama
24 jam; spektrum serapan inframerah hablur yang diperoleh dan didespersikan
dalam kalium bromida P. Menunjukkan maksimal hanya pada panjang gelombang yang
sama seperti pada Lidokain BPFI.
B.
larutkan lebih kurang 100 mg hablur yang didapat dari identifikasi A dalam 1 ml
etanol P tambahkan 10 tetes kobalt (II) klorida LP, kocok selama lebih kurang 2
menit, terjadi warna hijau terang dan terbentuk endapan halus.
C.
Menujukkan reaksi klorida cara ; A;B; dan C seperti yang tertera pada uji
identifikasi umum.
BAB III
METODOLOGI
PERCOBAAN
3.1
WAKTU DAN TEMPAT PRAKTIKUM
Waktu : Selaasa, 12 Mei 2015
Tempat
: Laboratorium Kimia Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II Jurusan
Farmasi
3.2
TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa
dapat mengetahui senyawa alkaloid anestetik
lokal dan pengidentifikasiannya secara
kualitatif ( Lidokain, Benzokain, dan
Prokain)
3.3
ALAT
DAN BAHAN
1.
Alat :
·
Tabung reaksi
·
Spatula
·
Beaker glass
·
Botol semprot
·
Cawan penguap
·
Droplet plate
·
Lampu
spiritus
·
Water Bath
2.
Bahan:
·
Lidokain
·
Benzokain
·
Prokain
·
Pereaksi
3.4
HASIL
PENGAMATAN
Cara Kerja
|
Hasil Pengamatan
|
Lidokain
|
Benzokain
|
Prokain
|
Organoleptis
|
|
Bentuk
|
Jarum,
Halus(+)
|
Jarum,
Halus(++)
|
Jarum,
Halus(++)
|
Bau
|
Tidak berbau
|
Wangi
|
Tidak berbau
|
Warna
|
Putih
|
Putih
|
Putih kusam(++)
Kecoklatan
|
Rasa
|
Pahit
|
Pahit (++)
|
Pahit, dingin di lidah
|
Kelarutan
|
|
Air
|
Mudah larut, bening (++)
|
Sukar larut
|
Larut
|
Asam (HCl)
|
Sangat mudah
larut, bening (++)
|
Sukar larut
|
Mudah Larut, bening
(++)
|
Basa (NaOH)
|
Sukar Larut, bening (++)
|
Sukar larut
|
larut
|
Pelarut organik
|
Mudah Larut, bening (++)
|
Mudah Larut, bening
(++)
|
Mudah Larut, bening
(++)
|
Fluoresensi
|
|
Padat
|
Tidak berpendar
|
Tidak berpendar
|
Berpendar (+)
|
Air
|
Tidak berpendar
|
Tidak berpendar
|
Tidak berpendar
|
Asam
|
Tidak berpendar
|
Tidak berpendar
|
Tidak berpendar
|
Basa
|
Tidak berpendar
|
Tidak berpendar
|
Tidak berpendar
|
PYROLISA
|
Mencair, kental seperti gulali, tidak berbau
|
Mencair, seperti lilin, tidak berbau
|
Lengket, agak kental, tidak berbau
|
Reaksi Warna
|
|
1. Dragendorf
|
Larutan Coklat
↓coklat orange
|
Larutan coklat
↓hitam
|
Larutan orange
↓ hitam
|
2. Mayer
|
Putih susu
↓putih
|
Bening
↓ putih
|
Putih susu agak kehijauan
|
3. DAB HCl
|
Kuning kehijauan
(bening)
|
Larutan orange jeruk sunkist
Terdapat gumpalan
|
Orange kemerahan
|
4. Reaksi Korek Api
|
Batang korek api berwarna coklat kayu
|
Batang korek api berwarna orange pekat
|
Batang korek berwarna orange terang
|
5. larutan iodium dalam
suasana basa
|
Coklat sedikit larut dan berminyak
↓ kuning muda
|
Tidak larut
↓ putih ( serbuk)
|
Tidak larut
Menggumpal kuning
( cairan sedikit coklat)
|
6. NaOH + KMnO4
|
Larutan hijau tua agak keruh
|
Larutan hijau tua agak terang
|
Larutan coklat keruh kehijauan
|
7. Marquis
|
Larutan merah darah
|
Larutan kuning lemah
|
Larutan kuning lemah
|
8. Wassicky
|
Larutan
orange kecoklatan
|
Larutan
kuning kunyit
|
Larutan
kuning coklat
lemah
|
9.FeCl3
|
Larutan kuning agak keorangean
|
Larutan kuning keorangean
↓ putih
|
Larutan coklat kemerahan
(seperti teh)
|
10. Esterifikasi Asetat
|
Bau balon tiup kuat
|
Bau balon tiup lemah
|
Bau balon tiup lemah
|
11. CuSO4 + NaOH
|
Larutan hijau kehitaman
|
Larutan biru tosca
|
Larutan biru laut
↓ biru
|
12. Charletty
|
Larutan ungu kemerahan
|
Larutan ungu muda
|
Larutan ungu tua
|
3.5
PEMBAHASAN
Dalam praktikum identifikasi sample alkaloid anestetik lokal
yang pertama
dilakukan adalah dengan melakukan reaksi warna, yaitu :
·
Sample + Mayer à
·
Sample + larutan iodium dalam suasana
Basa
Amati waktu yang terjadi i perubahan warna. Lidokain ditambahkan pereaksi Mayer menghasilkan
larutan putih susu dan endapan putih, sedangkan pada Benzokain menghasilkan
larutan bening dan endapan putih, begitu juga dengan Prokain menghasilkan
larutan putih susu yang agak kehijauan.
Sample direaksikan
dengan Marquis( sample + H2SO4+ 1 tets formalin )
hasilnya pada Lidokain menghasilkan larutan merah darah, Benzokain menghasilkan
larutan kuning kunyit, Prokain menghasilkan larutan kuning coklat.
Pada pengamatan organoleptis,
pengidentifikasian dapat dilihat dari segi rasa, dimana Lidokain mempunyai rasa yang lebih pahit dibandingkan Benzokain, sedangkan Prokain terasa dingin di lidah dan pahit setelahnya. Pada
pengamatan kelarutan, Lidokain mudah larut, namun pada suasana basa sukar
larut. Benzokain sukar larut namun, pada pereaksi alkohol mudah larut. Prokain
mudah larut dalam pereaksi air,asam, basa, maupun pelarut organik.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Untuk
mengidentifikasi senyawa Alkaloid
Anestetik Lokal dapat dilakukan dengan cara, yaitu
:
1. Reaksi pendahuluan : DAB HCl yang lebih cepat
terbentuk warna orange adalah Benzoikain
2. Dengan pengamatan organoleptis à Lidokain lebih pahit dibanding Benzokain, dan
Prokain terasa dingin dilidah dan terasa pahit.
Saran
Lebih teliti dalam
mengamati perubahan warna di setiap sampel yang diujikan dan memahami dasar
teori yang akan dipraktikan.
LAMPIRAN
A.
KELARUTAN
1.
Zat
+ air
2.
Zat
+ asam (HCl)
3.
Zat
+ basa (NaOH)
4.
Zat
+ pelarut organik (Etanol)
B.
REAKSI WARNA
1. Zat
+ Dragendorf
2.
Zat
+ Mayer
3.
Zat + DAB HCl
4.
Reaksi korek api
5.
Reaksi larutan iodium dalam suasana basa
6.
Reaksi NaOH + KmnO4
7.
Reaksi Marquis
8.
Reaksi FeCl3
9.
Reaksi Esterifikasi
Asetat
10.
Reksi CuSO4
+ NaOH
11.
Reaksi Charletty